AKAP: Draft

Pemain memiliki board bus nya sendiri terdiri dari 5 baris dan 10 kolom. Kolom tengah tidak memiliki tempat duduk, kecuali pada baris terakhir. Apabila ada penumpang yang berada di kolom tengah, maka skor akhir akan dikurangi sejumlah penumpang yang berada di kolom tengah.

Rute perjalanan ditentukan secara random dari 5 kartu rute yang disejajarkan secara horizontal. Terdapat 10 kartu rute, tetapi pemain hanya memilih 5 sehingga terdapat ratusan kombinasi rute yang bisa pemain jalani. Setiap kartu memiliki 1-2 pemberhentian. Di setiap pemberhentian ada 2 tipe penumpang yang bisa dipilih untuk dinaikkan dan diletakkan pada pemberhentian berikutnya. Apabila ada percabangan pada jalur, pemain hanya bisa memilih 1 pemberhentian untuk dilewati. Pemain juga hanya bisa memilih 1 dari 2 pilihan penumpang. Penumpang boleh disimpan untuk diletakkan pada pemberhentian di masa mendatang, tetapi apabila ada penumpang yang tidak diletakkan hingga akhir permainan, skor akhir akan dikurangi sejumlah poin penumpang itu.

Terdapat jumlah terbatas untuk setiap tipe penumpang, dengan poin yang semakin berkurang seiring berkurangnya jumlah pada setiap tipe. Poin dijumlah pada akhir permainan, ditambahkan dengan kartu objective dan dikurangi setiap penumpang yang tidak mendapat tempat duduk untuk menjadi skor akhir.

Kartu objective memiliki berbagi misi yang bisa diselesaikan pemain berupa bentuk yang harus disusun, jumlah penumpang yang harus dipenuhi, dll dan berharga sejumlah poin di akhir. 3 kartu dibagikan di awal permainan kepada setiap pemain dan dijaga dari pemain lain. Setelah pemain berhasil menyelesaikan kartu objective, pemain membuka kartu objective dan meletakkan di player board. Pemain bisa memakai kartu objective untuk mengambil jenis penumpang apa saja di pemberhentian. Tetapi kartu objective yang sudah dipakai harus dikembalikan ke deck objective dan tidak lagi berharga poin bagi pemain.

Perang Air: Journal #2

UPDATE

Setiap pemain yang berada di atas menara air mengambil 2 kartu dari deck “peraturan” dan memilih satu, mengembalikan kartu lainnya dan mengocok deck. Peraturan ini dijalankan hingga ia “turun” atau saat kembali ke gilirannya lagi. Peraturan yang sudah dimainkan tidak bisa dimainkan lagi kecuali deck peraturan sudah habis maka semua kartu peraturan dikocok ulang dan menjadi deck peraturan yang baru.

Pemain yang berada di menara tidak bisa menggunakan kartu yang bersifat “menyembuhkan” kecuali dengan kartu “peraturan”.

Pemain di menara hanya bisa “turun” setelah kehilangan HP dari serangan pemain lain.

Layangan: Journal #4

Fase permainan terbagi menjadi 3 fase:

  1. Pergerakan
  2. Aduan
  3. Selesai

Fase Pergerakan

  1. Di awal permainan, pemain mengambil 4 kartu dari movement deck, lalu menentukan 3 kartu untuk digunakan.
  2. Pemain meletakkan 3 kartu secara tertutup menurut urutan yang ditentukan oleh pemain.
  3. Pemain membuang kartu yang tidak terpakai ke tempat buangan.
  4. Setelah semua pemain siap, kartu pergerakan pertama dibuka secara bersamaan dan diletakkan di depan layangan menurut tanda panah.
  5. Apabila semua pemain sudah melakukan, kartu pergerakan kedua dibuka dan diletakkan di depan panah kartu pertama. Begitu pula kartu ketiga.
  6. Pemain meletakkan layangan di depan panah kartu ketiga.
  7. Melihat apakah ada jalur pergerakan yang bersilangan. Apabila ada, masuk ke fase “aduan”, apabila tidak ada masuk ke fase “selesai”.

Fase Aduan

  1. Pemain yang beradu hanya pemain yang jalur layangannya bersilangan. Pemain yang tidak bersilangan mengambil fase “selesai”.
  2. Pemain membuka kartu dari deck aduan.
  3. Setelah semua pemain yang mengadu layangan siap, jam pasir diputar dan pemain harus berusaha melempar ke-6 dadu supaya mengikuti ketentuan set yang ada di kartu aduan. Pemain bisa memisahkan dadu tertentu dan terus melempar dadu yang lain hingga sesuai dengan ketentuan.
  4. Dadu yang menunjukkan angka 0 tidak bisa dipakai. Sedangkan angka 3 bisa membebaskan dadi yang memiliki angka 0.
  5. Pemain pertama yang menyelesaikan ketentuan memenangkan aduan, sedangkan pemain-pemain yang kalah menerima damage sesuai dengan yang tertera pada kartu.
  6. Masuk ke fase “selesai”.

Fase Selesai

  1. Pemain mengurangi HP di player board sesuai dengan damage yang mereka terima.
  2. Pemain mengambil 4 kartu dari movement deck. Apabila kartu sudah habis atau kurang, kartu tetap di ambil semaksimal mungkin dan mengocok kartu dari tempat buang dan menggunakannya sebagai movement deck.
  3. Masuk ke fase “pergerakan”.

 

Layangan: Journal #3

Layangan dibagi menjadi 3 tipe, A, B, dan C. Lalu apa beda tingkatan layangan selain bentuknya?

  1. Movement deck
  2. Hit Point (HP)
  3. Set dadu

Movement Deck:

Layangan tipe A memiliki manuver yang tidak terlalu bagus, karena layangan tipe A berat. Untuk itu kartu pergerakan tipe A memiliki pergerakan yang lebar.

Layangan tipe B memiliki pergerakan yang tidak terlalu lebar, tetapi tidak terlalu lincah. Sehingga tipe B seimbang untuk dipakai bergerak.

Sedangkan layangan tipe C memiliki manuver yang lincah. Dapat dengan mudah memotong jalur dan menginisiasi aduan.


Hit Point (HP)

Layangan tipe A memiliki HP paling sedikit karena berat sehingga tidak dapat terbang apabila angin tidak terlalu kencang.

Layangan tipe B memiliki HP paling banyak karena seimbang dan tidak mudah terbawa angin.

Layangan tipe C memiliki HP sedikit lebih besar dari tipe A, karena masih dapat terbang meskipun apabila angin terlalu kencang ia akan terbawa angin.


Set dadu

Layangan tipe A memiliki set dadu terbaik karena setiap dadu memiliki duplikasi angka dan hanya memiliki 2 angka 0 dari 6 dadu. Sehingga angka pada 4 dadu adalah 1, 1, 2, 2, 3, 3 dan sisanya memiliki 0, 1, 1, 2, 2, 3. Sehingga tipe A sangat cocok untuk aduan karena memiliki probabilitas paling baik.

Layangan tipe B memiliki dua angka yang terduplikasi untuk sepasang dadu dan lebih sedikit angka 0. Sepasang dadu memiliki angka 0, 1, 1, 2, 2, 3; sepasang lainnya memiliki 0, 1, 2, 2, 3, 3; dan sisanya memiliki angka 0, 0, 1, 2, 3, 3.

Layangan tipe C memiliki satu angka yang terduplikasi setiap pasangnya dan dua angka 0, sehingga probabilitas yang dimiliki paling kecil. Sepasang memiliki 0, 0, 1, 1, 2, 3; sepasang memiliki 0, 0, 1, 2, 2, 3; dan sisanya memiliki 0, 0, 1, 2, 3, 3.


Layangan tipe A memiliki damage +1 ke tipe B, sedangkan tipe B memiliki +1 ke tipe C, dan tipe C memiliki +1 ke tipe A.

Layangan: Journal #2

Keseruan main layangan itu tentu saja waktu beradu dengan layangan lain. Bagaimana kita mewujudkan hal ini ke dalam board game?

Ide pertama adalah dengan menggunakan kartu seperti WoG (cek post sebelumnya). Tetapi hal ini tidak benar-benar men-translate keseruan saat adu layangan (di Jogja disebut “gesekan”), karena permainan akan menjadi lama, sedangkan ketangkasan dan kecepatan dibutuhkan di permainan aslinya.

Ide kedua adalah memakai set dadu. Terdapat satu deck khusus yang hanya akan di buka saat sedang mengadu. Kartu pada deck memiliki ketentuan khusus tentang set dadu yang harus dilempar pemain. Pemain yang berhasil mendapatkan set dadu sesuai kartu memenangkan “gesekan” itu dan pemain lawan kehilangan nyawa sejumlah yang tertera pada kartu.

Ide kedua memiliki ketangkasan dan kecepatan, tetapi tidak bisa dibedakan antara tingkat layangan. Apabila memakai sistem dadu, maka setiap layangan memiliki set dadu sendiri dan akan memakan biaya produksi yang banyak. Contoh: setiap core box bisa dimainkan oleh 2-4 pemain, ada 3 set layangan setiap pemain, dengan asumsi 6 dadu setiap set. Maka dibutuhkan 3 set berbeda dengan masing-masing set terdiri dari 24 dadu dengan total 72 buah dadu. Untuk membatasi permainan agar tidak terlalu lama, aduan diberi batasan waktu berupa jam pasir. Belum ditentukan seberapa lamanya, tergantung deck aduan dan playtest.

Mungkin bisa diakali dengan memberi core box hanya 1 set layangan dengan tipe C (paling rendah), sehingga menekan jumlah dadu menjadi 24 per box. Lalu mengeluarkan layangan tipe lain sebagai booster.

Menjadikan mekanisme game ini menjadi dexterity, hand management, push your luck, dan programmed movement.


Untuk figure layangan, awalnya terpikirkan ingin berbentuk kartu saja untuk menekan biaya produksi. Tetapi apabila memakai figure, anak-anak bisa berkreasi menwarnai dan menggambar di figure layangan dan menjadikan layangan itu sebagai satu-satunya di dunia.


Komponen yang diperlukan:

  • 4 Figure layangan tipe C
  • 4 Kartu layangan tipe C
  • 4 set movement deck (@ 10 movement per set)
  • 2 tile burung
  • 1 deck kartu aduan
  • 4 player board
  • 4 set dadu tipe C (1 set isi 6)
  • 1 jam pasir (30 detik)

Layangan: Journal #1

Layangan adalah permainan yang wajib dilakukan untuk anak-anak di tahun 90-2000an pada sore hari. Tetapi seiring bertambahnya populasi, ruang terbuka pun berkurang, layangan makin jarang terlihat di angkasa. Layangan: The Game membawa keseruan bermain layangan di atas meja yang tidak kalah seru dengan permainan aslinya!

How’s that? Pretty cool, huh? lol

Layangan memakai sistem seperti Wings of Glory atau Wings of War. Pemain memiliki 3 layangan dan baru akan diganti apabila layangan yang sedang aktif putus. Apabila pemain kehabisan layangan maka ia gugur dari permainan.

Pemain mengontrol laju layangan dengan 3 kartu movement yang terlebih dahulu ditaruh tertutup di papan pemain. Setelah semua pemain siap, semua movement dijalankan satu-persatu secara bersamaan. Apabila ada movement yang bersilangan jalur dengan pemain lain, pemain yang bersilangan akan membuka kartu teratas dari deck serangan. Setelah selesai, kembali ke fase movement lagi.

Setiap layangan memiliki jumlah nyawa yang berbeda, dengan deck serangan yang berbeda. Apabila layangan kehabisan nyawa, maka layangan tersebut putus dan pemain kehilangan satu layangan. Layangan memiliki tingkatan A, B, dan C. Setiap layangan memiliki deck sendiri dan isi deck serangan akan semakin bagus mengikuti tingkatan layangan. Pemain bebas memainkan layangan manapun, tidak harus urut, begitu juga dengan movement. Pemain yang berhasil bertahan hingga akhir adalah pemenangnya!

Movement dibagi menjadi beberapa tipe: lurus, 90 derajat, 45 derajat, bentuk S, atau bentuk U. Seperti pada WoG, layangan memiliki tanda pada bagian belakang dan depan, pergerakan layangan mengikuti tanda dan kartu movement itu sendiri. Lebih jelasnya seperti video dibawah:

Deck serangan memiliki range antara 0 hingga 3 untuk tingkat A, dan B, dan 0 hingga 4 untuk tingkat C dengan persentase tiap angka yang berbeda-beda, semakin tinggi tingkat jumlah kartu 0 akan semakin kecil. Selain itu dalam setiap deck ada kartu hembusan angin. Kartu angin ini memindahkan layangan lawan yang menyerang searah dengan arah yang ditunjukkan oleh kartu, setelah pemain menerima serangan sebesar n-1.

Area permainan dibatasi sebesar 60*60cm untuk 2 pemain, di atas 2 pemain sebesar 90*90 cm. Selain itu, mengikuti buku petunjuk akan ada burung yang tersebar di area, apabila jalur menabrak burung makan layangan harus membuka satu kartu serangan teratas dan menerima serangan 2-n, apabila 2, 3 atau angin maka tidak terjadi apa-apa.

Simple? Semoga bisa terealisasikan!

Perang Air: Journal #1

Perang Air adalah sebuah deck-building game yang dikombinasikan dengan mekanisme king of the hill. Pada dasarnya adalah King of Tokyo bertemu dengan Bang! dengan mekanisme deck building. Pemain berperan sebagai anak kecil yang sedang bermain perang air. Tujuan utama permainan ini adalah menguasai menara air komplek tanpa gugur.

Water-Balloon-Fight

Pemain memiliki karakter dengan kemampuan berbeda-beda dan dengan nyawa yang berbeda juga. Apabila nyawa habis karena tertembak maka pemain gugur. Tujuan utama permainan ini adalah menguasai menara air. Apabila seorang pemain menguasai menara air maka ia dapat menyerang semua pemain lain dengan satu kartu tembak, sedangkan ia dapat dijangkau oleh semua pemain lain dan dapat dengan mudah menjadi sasaran tembak.

Pemain dapat menembak pemain lain. Tetapi apabila seorang pemain sudah mengumumkan bahwa ia memanjat menara air, maka semua pemain hanya dapat menembak pemain yang berada di menara air hingga ia mengumumkan bahwa ia turun.

Menara_Air

Ada 4 elemen dalam permainan ini: tembak, menghindar, energi, dan aksi.

“Energi” dipakai untuk membeli “tembak”, “menghindar”, dan “aksi”. Sedangkan “Energi” dibeli menggunakan “aksi”. Pemain hanya bisa “menembak” maksimal 1 kali dalam gilirannya, tetapi dapat diubah dengan senjata yang terdapat dalam kartu “aksi”. “Menghindar” hanya digunakan saat pemain menjadi target “tembak” atau dalam efek kartu “aksi”.

Permainan selesai apabila ada seorang pemain yang bertahan hidup di menara.

[Micro-Review] Movie: The Man From Nowhere (Ahjussi/아저씨) (2010)

Title: The Man From Nowhere (Ahjussi/아저씨)

Release Date: 5 August 2010 (South Korea)

Storyline:

An ex-special agent CHA Tae-shik’s only connection to the rest of the world is a little girl, So-mi, who lives nearby. Her mother, Hyo-jeong smuggles drugs from a drug trafficking organization and entrusts Tae-shik with the product, without letting him know. The traffickers find out about her smuggling and kidnap both Hyo-jeong and So-mi. The gang promises to release them if Tae-shik makes a delivery for them, however it actually is a larger plot to eliminate a rival drug ring leader. When Hyo-jeon’s disemboweled body is discovered, Tae-shik realizes that So-mi’s life may also be in danger. Tae-shik becomes enraged at the prospect that So-mi may already be dead and prepares for a battle, putting his own life at risk.

A very cool action movie although it’s storyline is cliche, but it’s captivating. It won’t let your eyes wander from the screen because you might missed the details. And the acting from the actors is very Korean, stir your emotions without feeling bad about it.

Cinematography-wise, they managed to get beautiful shots from unusual angles. The action part is cool but it feels so staged and can be more detailed. For example the knife fight scene is too fast that it feels impossible to exist in real life, making the main character feels too OP (over-powered). Even though he’s shot and wounded everywhere but it seems like it’s just a bruise for him.

However like I said before, the story is somehow cliche and predictable. This movie took a story about kidnapped child and hired them to work at heroin factory and harvest their organs when the kids are about age or the villain feels they are no longer useful. A very sensitive theme but I like it, it’s real and people need to open their eyes about it. This movie manages to keep me away from my phone even though it’s not very satisfying.

Final Score: 8.5/10

Ideas Journal #5

Re-skin Rune Age menjadi perguruan-perguruan silat yang terdiri dari murid, guru, dan jurus-jurus silat, atau kerajaan-kerajaan seperti Majapahit atau Sriwijaya. Deck-building game buatan Indonesia aku belum pernah lihat… Ini bisa jadi yg pertama.

Pada dasarnya semua deck-building mengacu pada Dominion, dengan beberapa modifikasi. Rune Age juga tidak jauh berbeda dimana perbedaan mendasar adalah pemain berlomba untuk mendapatkan poin terbanyak dan salah satunya dengan mengalahkan musuh yang sama (CMIIW).

Ideas Journal #4

This post will be in Indonesian since the theme is in Indonesia, will translate when I’m not too lazy lol.

Antar Kota Antar Provinsi

Game modifikasi dari Bärenpark, dimana pemain mengembangkan kebun binatang khusus beruang dengan memaksimalkan penggunaan tile dengan bentuk yang terinspirasi dari tetris.

AKAP memodifikasi ini dengan mengganti area dengan bus dan tile tetris dengan penumpang. Seperti Barenpark, penumpang memiliki poin masing-masing dengan jumlah terbatas dan poin yang berkurang.

Bus berangkat dari titik mulai ke titik finish dimana di dalam perjalanan, bus akan mengalami beberapa pemberhentian di terminal atau halte dan menaikkan penumpang di setiap pemberhentian tersebut. Penumpang yang naik dari pemberhentian A tidak langsung diletakkaan ke dalam tempat duduknya, penumpang dari pemberhentian A akan diletakkan di tempat duduk di pemberhentian B, dan pemain menaikkan penumpang dari pemberhentian B untuk diletakkan saat di pemberhentian C, begitu seterusnya. Setiap pemberhentian memiliki ketentuan khusus mengenai bentuk dari penumpang yang akan naik tetapi bisa juga memiliki ketentuan untuk penumpang yang turun. Pemberhentian-pemberhentian ini terdiri dari 5 kartu random yang akan disusun secara horizontal dan tertutup, dan hanya akan dibuka saat pemberhentian pada kartu tersebut sudah dilewati semua.

Image result for all tetris shapes

Beberapa tempat duduk akan memicu sebuah event dari event deck. Event-event ini bisa menguntungkan maupun merugikan baik untuk diri sendiri maupun untuk pemain lain.

Setiap giliran pemain mendapat batas waktu menggunakan jam pasir. Apabila melebihi waktu yang ditentukan maka aksi pemain akan dibatalkan dan giliran pemain selanjutnya.

Menambahkan kartu-kartu objective seperti Takenoko atau Champions of Midgard juga menarik.. Perlu play-test lebih banyak.