New Project – Untitled #1

Heeeeyyoooo~

Okay, remember my last post? My gaming friend told me he also likes to design! He even have a finished prototype already, and it was good. Dang.

Long story short, we decided to design a game together.

We started from the mechanic (unusual for me, I know), and agreed on a duel card game with drafting and programming mechanic using tarot card’s major arcana cards.

Basically there are 2 phases, first divide the deck randomly, 11 cards each. Then player will pick one and put it face down in one of 11 slots available in the player mat. This card cannot be changed in position unless by a card effect. After that, player swap their hands and continue put a card and swap hands until there are no more cards left. Next, phase 2 begins.

In phase 2, players simultaneously open the first card as indicated on the player mat. These cards will be facing each other. The card with higher value resolve the effect first. It continues until all cards are opened, then the scoring phase begins. The player with the higher score wins! Sounds easy? No.

There will be combos.

There will be comebacks.

There will be bloods.

Oh, and you can also play it in solo mode against AI, even though with some restrictions and additional rules.

That’s the core game.

I will update after playtesting it some more! And hopefully we can release it on kickstarter some time soon!

Ideas Journal #5 (cont.)

Now let’s move to the theme. What theme that fits this mechanics but not a generic fantasy? You know, warriors, mage, archer, etc. Why don’t we take it to modern time? I was thinking about superheroes, but I recently read Kamen Rider Spirits and thought, why not do a tokusatsu thing? There hasn’t been any decent tokusatsu board game as far as I know.

Taking from the any tokusatsu series (or original Kamen Rider series, particularly), where basically they are an altered-human and seek revenge on the evil organization that turned them and going to take control of the world. On their journey, they will cross way with another altered-humans who will join their team.

For this game, each episode has its own box consist of maps, monsters, boss, scenario book, and another hero character (pawn, deck, and character board). When players are exploring the episode, they can’t unlock other episodes before they finished this one.

The further the progress, the more hero players collect. This unlocked heroes can be played by adjusting the level to the previous hero of the same player’s level. However, the previously bought skills can’t be transferred.

The story:
Sisterhood of Liberty is a neo-Nazi organization that seeks to world domination by creating destruction all over the world. To fulfill their plan, they kidnap men and turn them into altered-human, a super soldier. However, their plan is failed because the first experiment of altered-human rebels against them and escaped. They are scattered throughout the world to help people fight against the organization. Recently, you (players) are approached by the former U.N. Secretary General before he died telling you that the world is coming to its end. No army in the world can fight against the organization, and when the U.N. found out about the altered-human, it was too late. Most of the countries are destroyed, other who still stands are on its way to destruction. Now it’s in your hand, gather your partners and fight the Sisterhood from dominating the world.

Ideas Journal #5

Okay, this time we’ll try mechanic first. I want a co-op story RPG with combination of board and card game (specifically, deck building game). Each player have 20 cards of action. This cards also act as the health point. If the player lose some health point, they take the same amount from the deck and exclude them from play until they are healed.

Each character have their own stats. The only thing they share in common is the health. Movement point, Attack, and Defense are different. As an RPG, there is a leveling system. Players can level up by beating a number of enemies. Each time they level up, they can learn a new skill by choosing 1 additional card from the skill market.

Every player begins in the first story, when they finished the first story they can choose which story they want to explore except the final story. Levels and experience are not reset when they progressed into next chapter. But when a player dies, the character’s level are reduced by 1, put top card from deck to the bottom of the market deck without looking, discard all equipped items, and start over from the start marker. Players are allowed to replay any unlocked episodes (this is not a legacy game). There will also be more episodes coming up.

Enemies are also adjusted by average of player’s levels with the boss enemy are adjusted by highest player level + 2. This will be implemented by a dial or marker on the enemy card that shows the level and their attack and defend. Players are considered to complete the episode if they have beaten the enemy boss.

I think it’s a pretty good and pretty standard mechanic. I don’t know if it’s too similar with any games such as Gloomhaven or not. But I don’t want it to be a generic fantasy theme, it’s boring! I also want to eliminate dice completely just so there are not many randomness and enhance strategy.


UPDATE

If you read part 2 of this idea journal, there’s an update that fits the theme.

Altered-human that can transform into masked hero and enhancing their power greatly is the premise of every tokusatsu ever. Applying this to the game, the player board is made to be double-sided. One side shows the character as hero, other side as human. The differences are the stats, movement, defense, and attack power. However, player can only turn into human when the event told them to or their only have a certain number of health points left. Then they can turn back into hero by discarding all card on their hand, if they don’t have any card on their hand discard 5 cards from their deck.

Layangan: Journal #5

UPDATE
Nemu movement path nya WoG. Mungkin bisa pake baris pertama (A,C,D).

WoG Movement Paths

Next, untuk menekan biaya produksi, dadu yg dipakai semua pemain sama. Bedanya ada di wild chance dimana pemain berkesempatan untuk mengubah dadu saat aduan meskipun waktu sudah habis. Wild chance ini ada di kartu movement dengan jumlah terbatas. Tipe A sebanyak 5 kali, B sebanyak 4, dan C sebanyak 3. Setiap wild chance bisa dipakai untuk mengubah 1 dadu saja.

Sebenernya pengen ikut GTX board game design competition tapi ga mungkin balik indo dalam waktu dekat T^T

AKAP: Draft

Pemain memiliki board bus nya sendiri terdiri dari 5 baris dan 10 kolom. Kolom tengah tidak memiliki tempat duduk, kecuali pada baris terakhir. Apabila ada penumpang yang berada di kolom tengah, maka skor akhir akan dikurangi sejumlah penumpang yang berada di kolom tengah.

Rute perjalanan ditentukan secara random dari 5 kartu rute yang disejajarkan secara horizontal. Terdapat 10 kartu rute, tetapi pemain hanya memilih 5 sehingga terdapat ratusan kombinasi rute yang bisa pemain jalani. Setiap kartu memiliki 1-2 pemberhentian. Di setiap pemberhentian ada 2 tipe penumpang yang bisa dipilih untuk dinaikkan dan diletakkan pada pemberhentian berikutnya. Apabila ada percabangan pada jalur, pemain hanya bisa memilih 1 pemberhentian untuk dilewati. Pemain juga hanya bisa memilih 1 dari 2 pilihan penumpang. Penumpang boleh disimpan untuk diletakkan pada pemberhentian di masa mendatang, tetapi apabila ada penumpang yang tidak diletakkan hingga akhir permainan, skor akhir akan dikurangi sejumlah poin penumpang itu.

Terdapat jumlah terbatas untuk setiap tipe penumpang, dengan poin yang semakin berkurang seiring berkurangnya jumlah pada setiap tipe. Poin dijumlah pada akhir permainan, ditambahkan dengan kartu objective dan dikurangi setiap penumpang yang tidak mendapat tempat duduk untuk menjadi skor akhir.

Kartu objective memiliki berbagi misi yang bisa diselesaikan pemain berupa bentuk yang harus disusun, jumlah penumpang yang harus dipenuhi, dll dan berharga sejumlah poin di akhir. 3 kartu dibagikan di awal permainan kepada setiap pemain dan dijaga dari pemain lain. Setelah pemain berhasil menyelesaikan kartu objective, pemain membuka kartu objective dan meletakkan di player board. Pemain bisa memakai kartu objective untuk mengambil jenis penumpang apa saja di pemberhentian. Tetapi kartu objective yang sudah dipakai harus dikembalikan ke deck objective dan tidak lagi berharga poin bagi pemain.

Perang Air: Journal #2

UPDATE

Setiap pemain yang berada di atas menara air mengambil 2 kartu dari deck “peraturan” dan memilih satu, mengembalikan kartu lainnya dan mengocok deck. Peraturan ini dijalankan hingga ia “turun” atau saat kembali ke gilirannya lagi. Peraturan yang sudah dimainkan tidak bisa dimainkan lagi kecuali deck peraturan sudah habis maka semua kartu peraturan dikocok ulang dan menjadi deck peraturan yang baru.

Pemain yang berada di menara tidak bisa menggunakan kartu yang bersifat “menyembuhkan” kecuali dengan kartu “peraturan”.

Pemain di menara hanya bisa “turun” setelah kehilangan HP dari serangan pemain lain.

Layangan: Journal #4

Fase permainan terbagi menjadi 3 fase:

  1. Pergerakan
  2. Aduan
  3. Selesai

Fase Pergerakan

  1. Di awal permainan, pemain mengambil 4 kartu dari movement deck, lalu menentukan 3 kartu untuk digunakan.
  2. Pemain meletakkan 3 kartu secara tertutup menurut urutan yang ditentukan oleh pemain.
  3. Pemain membuang kartu yang tidak terpakai ke tempat buangan.
  4. Setelah semua pemain siap, kartu pergerakan pertama dibuka secara bersamaan dan diletakkan di depan layangan menurut tanda panah.
  5. Apabila semua pemain sudah melakukan, kartu pergerakan kedua dibuka dan diletakkan di depan panah kartu pertama. Begitu pula kartu ketiga.
  6. Pemain meletakkan layangan di depan panah kartu ketiga.
  7. Melihat apakah ada jalur pergerakan yang bersilangan. Apabila ada, masuk ke fase “aduan”, apabila tidak ada masuk ke fase “selesai”.

Fase Aduan

  1. Pemain yang beradu hanya pemain yang jalur layangannya bersilangan. Pemain yang tidak bersilangan mengambil fase “selesai”.
  2. Pemain membuka kartu dari deck aduan.
  3. Setelah semua pemain yang mengadu layangan siap, jam pasir diputar dan pemain harus berusaha melempar ke-6 dadu supaya mengikuti ketentuan set yang ada di kartu aduan. Pemain bisa memisahkan dadu tertentu dan terus melempar dadu yang lain hingga sesuai dengan ketentuan.
  4. Dadu yang menunjukkan angka 0 tidak bisa dipakai. Sedangkan angka 3 bisa membebaskan dadi yang memiliki angka 0.
  5. Pemain pertama yang menyelesaikan ketentuan memenangkan aduan, sedangkan pemain-pemain yang kalah menerima damage sesuai dengan yang tertera pada kartu.
  6. Masuk ke fase “selesai”.

Fase Selesai

  1. Pemain mengurangi HP di player board sesuai dengan damage yang mereka terima.
  2. Pemain mengambil 4 kartu dari movement deck. Apabila kartu sudah habis atau kurang, kartu tetap di ambil semaksimal mungkin dan mengocok kartu dari tempat buang dan menggunakannya sebagai movement deck.
  3. Masuk ke fase “pergerakan”.

 

Layangan: Journal #3

Layangan dibagi menjadi 3 tipe, A, B, dan C. Lalu apa beda tingkatan layangan selain bentuknya?

  1. Movement deck
  2. Hit Point (HP)
  3. Set dadu

Movement Deck:

Layangan tipe A memiliki manuver yang tidak terlalu bagus, karena layangan tipe A berat. Untuk itu kartu pergerakan tipe A memiliki pergerakan yang lebar.

Layangan tipe B memiliki pergerakan yang tidak terlalu lebar, tetapi tidak terlalu lincah. Sehingga tipe B seimbang untuk dipakai bergerak.

Sedangkan layangan tipe C memiliki manuver yang lincah. Dapat dengan mudah memotong jalur dan menginisiasi aduan.


Hit Point (HP)

Layangan tipe A memiliki HP paling sedikit karena berat sehingga tidak dapat terbang apabila angin tidak terlalu kencang.

Layangan tipe B memiliki HP paling banyak karena seimbang dan tidak mudah terbawa angin.

Layangan tipe C memiliki HP sedikit lebih besar dari tipe A, karena masih dapat terbang meskipun apabila angin terlalu kencang ia akan terbawa angin.


Set dadu

Layangan tipe A memiliki set dadu terbaik karena setiap dadu memiliki duplikasi angka dan hanya memiliki 2 angka 0 dari 6 dadu. Sehingga angka pada 4 dadu adalah 1, 1, 2, 2, 3, 3 dan sisanya memiliki 0, 1, 1, 2, 2, 3. Sehingga tipe A sangat cocok untuk aduan karena memiliki probabilitas paling baik.

Layangan tipe B memiliki dua angka yang terduplikasi untuk sepasang dadu dan lebih sedikit angka 0. Sepasang dadu memiliki angka 0, 1, 1, 2, 2, 3; sepasang lainnya memiliki 0, 1, 2, 2, 3, 3; dan sisanya memiliki angka 0, 0, 1, 2, 3, 3.

Layangan tipe C memiliki satu angka yang terduplikasi setiap pasangnya dan dua angka 0, sehingga probabilitas yang dimiliki paling kecil. Sepasang memiliki 0, 0, 1, 1, 2, 3; sepasang memiliki 0, 0, 1, 2, 2, 3; dan sisanya memiliki 0, 0, 1, 2, 3, 3.


Layangan tipe A memiliki damage +1 ke tipe B, sedangkan tipe B memiliki +1 ke tipe C, dan tipe C memiliki +1 ke tipe A.

Layangan: Journal #2

Keseruan main layangan itu tentu saja waktu beradu dengan layangan lain. Bagaimana kita mewujudkan hal ini ke dalam board game?

Ide pertama adalah dengan menggunakan kartu seperti WoG (cek post sebelumnya). Tetapi hal ini tidak benar-benar men-translate keseruan saat adu layangan (di Jogja disebut “gesekan”), karena permainan akan menjadi lama, sedangkan ketangkasan dan kecepatan dibutuhkan di permainan aslinya.

Ide kedua adalah memakai set dadu. Terdapat satu deck khusus yang hanya akan di buka saat sedang mengadu. Kartu pada deck memiliki ketentuan khusus tentang set dadu yang harus dilempar pemain. Pemain yang berhasil mendapatkan set dadu sesuai kartu memenangkan “gesekan” itu dan pemain lawan kehilangan nyawa sejumlah yang tertera pada kartu.

Ide kedua memiliki ketangkasan dan kecepatan, tetapi tidak bisa dibedakan antara tingkat layangan. Apabila memakai sistem dadu, maka setiap layangan memiliki set dadu sendiri dan akan memakan biaya produksi yang banyak. Contoh: setiap core box bisa dimainkan oleh 2-4 pemain, ada 3 set layangan setiap pemain, dengan asumsi 6 dadu setiap set. Maka dibutuhkan 3 set berbeda dengan masing-masing set terdiri dari 24 dadu dengan total 72 buah dadu. Untuk membatasi permainan agar tidak terlalu lama, aduan diberi batasan waktu berupa jam pasir. Belum ditentukan seberapa lamanya, tergantung deck aduan dan playtest.

Mungkin bisa diakali dengan memberi core box hanya 1 set layangan dengan tipe C (paling rendah), sehingga menekan jumlah dadu menjadi 24 per box. Lalu mengeluarkan layangan tipe lain sebagai booster.

Menjadikan mekanisme game ini menjadi dexterity, hand management, push your luck, dan programmed movement.


Untuk figure layangan, awalnya terpikirkan ingin berbentuk kartu saja untuk menekan biaya produksi. Tetapi apabila memakai figure, anak-anak bisa berkreasi menwarnai dan menggambar di figure layangan dan menjadikan layangan itu sebagai satu-satunya di dunia.


Komponen yang diperlukan:

  • 4 Figure layangan tipe C
  • 4 Kartu layangan tipe C
  • 4 set movement deck (@ 10 movement per set)
  • 2 tile burung
  • 1 deck kartu aduan
  • 4 player board
  • 4 set dadu tipe C (1 set isi 6)
  • 1 jam pasir (30 detik)

Layangan: Journal #1

Layangan adalah permainan yang wajib dilakukan untuk anak-anak di tahun 90-2000an pada sore hari. Tetapi seiring bertambahnya populasi, ruang terbuka pun berkurang, layangan makin jarang terlihat di angkasa. Layangan: The Game membawa keseruan bermain layangan di atas meja yang tidak kalah seru dengan permainan aslinya!

How’s that? Pretty cool, huh? lol

Layangan memakai sistem seperti Wings of Glory atau Wings of War. Pemain memiliki 3 layangan dan baru akan diganti apabila layangan yang sedang aktif putus. Apabila pemain kehabisan layangan maka ia gugur dari permainan.

Pemain mengontrol laju layangan dengan 3 kartu movement yang terlebih dahulu ditaruh tertutup di papan pemain. Setelah semua pemain siap, semua movement dijalankan satu-persatu secara bersamaan. Apabila ada movement yang bersilangan jalur dengan pemain lain, pemain yang bersilangan akan membuka kartu teratas dari deck serangan. Setelah selesai, kembali ke fase movement lagi.

Setiap layangan memiliki jumlah nyawa yang berbeda, dengan deck serangan yang berbeda. Apabila layangan kehabisan nyawa, maka layangan tersebut putus dan pemain kehilangan satu layangan. Layangan memiliki tingkatan A, B, dan C. Setiap layangan memiliki deck sendiri dan isi deck serangan akan semakin bagus mengikuti tingkatan layangan. Pemain bebas memainkan layangan manapun, tidak harus urut, begitu juga dengan movement. Pemain yang berhasil bertahan hingga akhir adalah pemenangnya!

Movement dibagi menjadi beberapa tipe: lurus, 90 derajat, 45 derajat, bentuk S, atau bentuk U. Seperti pada WoG, layangan memiliki tanda pada bagian belakang dan depan, pergerakan layangan mengikuti tanda dan kartu movement itu sendiri. Lebih jelasnya seperti video dibawah:

Deck serangan memiliki range antara 0 hingga 3 untuk tingkat A, dan B, dan 0 hingga 4 untuk tingkat C dengan persentase tiap angka yang berbeda-beda, semakin tinggi tingkat jumlah kartu 0 akan semakin kecil. Selain itu dalam setiap deck ada kartu hembusan angin. Kartu angin ini memindahkan layangan lawan yang menyerang searah dengan arah yang ditunjukkan oleh kartu, setelah pemain menerima serangan sebesar n-1.

Area permainan dibatasi sebesar 60*60cm untuk 2 pemain, di atas 2 pemain sebesar 90*90 cm. Selain itu, mengikuti buku petunjuk akan ada burung yang tersebar di area, apabila jalur menabrak burung makan layangan harus membuka satu kartu serangan teratas dan menerima serangan 2-n, apabila 2, 3 atau angin maka tidak terjadi apa-apa.

Simple? Semoga bisa terealisasikan!